Cara Menghilangkan Kebas dan Rasa Tertarik di Wajah pada Penderita Stroke
Stroke merupakan salah satu penyakit yang dapat meninggalkan berbagai gejala sisa, bahkan setelah pasien melewati masa kritisnya. Salah satu keluhan yang paling sering dialami adalah rasa kebas dan tertarik di wajah. Kondisi ini tidak hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga bisa memengaruhi kepercayaan diri dan kualitas hidup penderitanya.
Namun, kabar baiknya — dengan perawatan yang tepat dan konsisten, kebas serta rasa tertarik di wajah akibat stroke bisa berangsur membaik. Artikel ini akan membahas penyebabnya, cara mengatasinya, serta langkah-langkah sederhana yang bisa dilakukan di rumah untuk membantu pemulihan saraf wajah.
Mengapa Wajah Bisa Kebas atau Tertarik Setelah Stroke?
Stroke terjadi ketika aliran darah ke bagian otak tertentu terhenti karena sumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Bagian otak yang mengatur gerakan dan sensasi wajah ikut terdampak, sehingga timbul gejala seperti:
Wajah terasa mati rasa (kebas)
Otot wajah melemah atau menurun sebelah
Rasa kaku, tertarik, atau seperti ditarik dari satu sisi
Kesulitan tersenyum, berbicara, atau menutup mata dengan sempurna
Keluhan ini biasanya disebabkan oleh kerusakan pada saraf motorik dan sensorik wajah akibat gangguan pasokan darah ke otak. Semakin cepat pemulihan dilakukan, semakin besar kemungkinan fungsi saraf dapat kembali normal.
Apakah Rasa Kebas di Wajah Bisa Sembuh?
Bisa — namun tingkat pemulihannya tergantung pada seberapa parah kerusakan otak, seberapa cepat penanganan medis diberikan, serta kedisiplinan pasien menjalani terapi.
Pada sebagian penderita stroke ringan, rasa kebas di wajah dapat membaik dalam hitungan minggu. Namun, pada kasus yang lebih berat, perbaikan bisa memakan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.
Kunci utamanya adalah kesabaran dan terapi yang konsisten.
Cara Menghilangkan Kebas dan Rasa Tertarik di Wajah pada Penderita Stroke
Berikut beberapa langkah medis dan alami yang dapat membantu mengurangi kebas dan rasa tertarik di wajah:
1. Fisioterapi Wajah (Facial Exercise)
Fisioterapi merupakan cara paling efektif untuk mengaktifkan kembali saraf dan otot wajah yang melemah. Latihan ini membantu meningkatkan aliran darah dan memperkuat koordinasi otot.
Beberapa latihan sederhana yang bisa dilakukan di rumah:
Tersenyum lebar sambil menahan selama 5 detik, lalu rileks.
Mengerutkan kening dan mencoba menaikkan alis.
Menutup mata rapat-rapat lalu membukanya perlahan.
Mengembungkan pipi dan menahannya beberapa detik.
Meniup balon atau bersiul untuk melatih otot sekitar mulut.
Lakukan latihan ini setiap hari di depan cermin agar gerakan bisa dikontrol dengan baik.
2. Terapi Pijat Wajah (Facial Massage)
Pijat lembut pada area wajah dapat membantu melancarkan peredaran darah dan menstimulasi saraf yang kurang aktif.
Cara melakukannya:
Gunakan ujung jari untuk memijat lembut bagian pipi, rahang, dan pelipis.
Lakukan dengan gerakan melingkar selama 5–10 menit.
Gunakan minyak alami seperti minyak zaitun atau minyak kelapa agar kulit tidak iritasi.
Pijat ini sebaiknya dilakukan secara rutin 2–3 kali sehari untuk hasil optimal.
3. Terapi Panas dan Dingin
Terapi suhu dapat membantu merangsang saraf wajah.
Kompres hangat bermanfaat untuk mengendurkan otot yang tegang dan meningkatkan sirkulasi darah.
Kompres dingin membantu mengurangi pembengkakan dan rasa kaku pada wajah.
Gunakan keduanya secara bergantian, masing-masing selama 5 menit.
4. Terapi Akupunktur
Banyak pasien stroke merasakan perbaikan setelah menjalani terapi akupunktur. Teknik ini bekerja dengan cara menstimulasi titik-titik energi yang berhubungan dengan saraf wajah, membantu memperbaiki fungsi otot dan meningkatkan aliran darah.
Pastikan terapi dilakukan oleh ahli akupunktur profesional dan berlisensi.
5. Konsumsi Makanan Bergizi dan Antioksidan
Nutrisi yang baik mempercepat regenerasi sel saraf.
Beberapa makanan yang direkomendasikan:
Ikan berlemak (salmon, tuna, sarden) — kaya omega-3 untuk memperbaiki saraf
Buah beri, tomat, dan sayur hijau — kaya antioksidan untuk melawan peradangan
Kacang-kacangan dan biji-bijian — sumber vitamin B kompleks
Air putih yang cukup — menjaga keseimbangan elektrolit tubuh
6. Obat atau Suplemen Sesuai Anjuran Dokter
Beberapa obat dapat membantu memperbaiki sirkulasi darah dan fungsi saraf, seperti:
Obat pengencer darah (aspirin, clopidogrel)
Obat penurun kolesterol
Vitamin B1, B6, dan B12 untuk kesehatan saraf
Namun, jangan mengonsumsi obat tanpa resep dokter. Selalu konsultasikan terapi yang sesuai dengan kondisi masing-masing pasien.
7. Hindari Faktor Pemicu Stroke Berulang
Agar pemulihan berjalan baik dan risiko stroke kedua bisa dicegah, lakukan hal-hal berikut:
Jaga tekanan darah tetap stabil
Berhenti merokok dan hindari alkohol
Rutin berolahraga ringan
Hindari stres berlebihan
Cukup tidur dan istirahat
Kapan Harus ke Dokter?
Segera konsultasikan dengan dokter atau fisioterapis jika:
Rasa kebas semakin meluas atau tidak membaik setelah terapi
Wajah terasa nyeri hebat atau kejang
Timbul gejala stroke baru seperti sulit bicara atau pusing berat
Penanganan cepat dapat mencegah kerusakan saraf lebih lanjut dan mempercepat proses penyembuhan.
Komentar
Posting Komentar