Bagaimana Diabetes Meningkatkan Risiko Stroke: Waspadai Hubungannya Sejak Dini
Stroke adalah salah satu penyakit yang paling ditakuti karena dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, gangguan bicara, bahkan kematian. Salah satu faktor yang secara signifikan meningkatkan risiko stroke adalah diabetes mellitus, atau yang lebih dikenal sebagai penyakit gula.
Hubungan antara diabetes dan stroke bukanlah kebetulan. Keduanya saling berkaitan erat melalui mekanisme kerusakan pembuluh darah dan gangguan metabolisme dalam tubuh. Artikel ini akan membahas secara lengkap bagaimana diabetes dapat meningkatkan risiko stroke, serta langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencegahnya.
1. Memahami Hubungan Antara Diabetes dan Stroke
Diabetes terjadi ketika kadar gula (glukosa) dalam darah meningkat secara kronis akibat tubuh tidak dapat memproduksi atau menggunakan insulin dengan efektif. Dalam jangka panjang, kadar gula tinggi dapat merusak pembuluh darah dan saraf, termasuk yang memasok darah ke otak.
Ketika pembuluh darah otak rusak atau tersumbat, aliran darah ke otak berkurang atau terhenti sepenuhnya — dan inilah yang disebut stroke.
Studi menunjukkan bahwa orang dengan diabetes memiliki risiko dua hingga empat kali lipat lebih tinggi untuk mengalami stroke dibandingkan mereka yang tidak memiliki diabetes.
2. Bagaimana Diabetes Menyebabkan Kerusakan Pembuluh Darah
Kadar gula darah tinggi yang tidak terkontrol menyebabkan beberapa perubahan berbahaya di dalam tubuh, seperti:
a. Penebalan dan Penyempitan Pembuluh Darah
Gula darah tinggi menyebabkan pembuluh darah menjadi kaku dan menebal (proses yang disebut aterosklerosis). Akibatnya, aliran darah ke otak menjadi lambat atau tersumbat oleh plak kolesterol.
b. Pembentukan Plak Lemak
Diabetes mempercepat penumpukan kolesterol LDL (“kolesterol jahat”) di dinding arteri. Plak ini bisa pecah sewaktu-waktu dan membentuk gumpalan darah (trombosis) yang menyumbat pembuluh darah otak.
c. Gangguan Pembekuan Darah
Penderita diabetes memiliki darah yang lebih “kental” dan mudah menggumpal, meningkatkan kemungkinan terbentuknya bekuan yang menyumbat aliran darah ke otak.
d. Tekanan Darah Tinggi
Diabetes sering disertai dengan hipertensi (tekanan darah tinggi) — faktor risiko utama stroke lainnya. Kombinasi kedua kondisi ini memperburuk kerusakan pada pembuluh darah otak.
3. Jenis Stroke yang Sering Terjadi pada Penderita Diabetes
Terdapat dua jenis utama stroke, dan keduanya bisa terjadi pada penderita diabetes:
Stroke Iskemik (penyumbatan aliran darah ke otak)
Jenis ini paling umum dan sering terjadi akibat penyempitan atau sumbatan pembuluh darah. Diabetes mempercepat pembentukan plak yang memicu stroke iskemik.
Stroke Hemoragik (pecahnya pembuluh darah otak)
Pada beberapa penderita diabetes, tekanan darah tinggi dapat melemahkan dinding pembuluh darah hingga pecah, menyebabkan pendarahan di otak.
Kedua jenis stroke ini bisa berakibat fatal bila tidak ditangani segera.
4. Gejala Peringatan Dini Stroke pada Penderita Diabetes
Penderita diabetes perlu lebih waspada terhadap gejala stroke karena kadang tanda-tandanya bisa halus dan mudah diabaikan. Gejala yang harus diwaspadai antara lain:
Wajah tiba-tiba mencong atau mati rasa di satu sisi,
Lemah atau kesemutan pada tangan dan kaki,
Bicara pelo atau sulit berbicara,
Pusing, kehilangan keseimbangan, atau sulit berjalan,
Penglihatan buram atau kehilangan penglihatan mendadak,
Sakit kepala hebat tanpa sebab jelas.
Jika gejala ini muncul, segera cari pertolongan medis darurat. Waktu sangat menentukan keberhasilan pengobatan stroke.
5. Mengapa Kombinasi Diabetes dan Stroke Sangat Berbahaya
Diabetes tidak hanya meningkatkan risiko stroke pertama, tetapi juga memperburuk kerusakan otak setelah stroke terjadi. Beberapa alasan di antaranya:
Proses penyembuhan lebih lambat karena kadar gula yang tinggi menghambat regenerasi jaringan otak.
Risiko stroke berulang lebih besar, terutama bila kadar gula tidak terkendali.
Kemungkinan komplikasi lain, seperti infeksi atau penyakit jantung, ikut meningkat.
Itu sebabnya, penderita diabetes yang pernah mengalami stroke harus menjalani pengawasan medis ketat dan gaya hidup sehat secara konsisten.
6. Langkah-Langkah Mencegah Stroke bagi Penderita Diabetes
Mencegah stroke berarti mengontrol kadar gula dan melindungi pembuluh darah dari kerusakan. Berikut langkah-langkah yang sangat dianjurkan:
a. Mengontrol Gula Darah
Pastikan kadar gula darah selalu dalam batas normal.
Gunakan alat pengukur gula darah rutin di rumah, dan patuhi jadwal pemeriksaan ke dokter.
b. Menjaga Tekanan Darah dan Kolesterol
Tekanan darah ideal: di bawah 130/80 mmHg
Kolesterol LDL sebaiknya: di bawah 100 mg/dL
Dokter mungkin akan meresepkan obat penurun tekanan darah atau statin untuk menjaga kadar kolesterol.
c. Pola Makan Sehat
Kurangi gula, garam, dan lemak jenuh,
Perbanyak sayur, buah, ikan, dan biji-bijian,
Hindari makanan olahan dan gorengan.
d. Rutin Berolahraga
Aktivitas fisik membantu mengontrol gula darah dan meningkatkan sirkulasi darah ke otak.
Cobalah berjalan kaki, berenang, atau yoga 30 menit setiap hari.
e. Berhenti Merokok dan Batasi Alkohol
Nikotin mempersempit pembuluh darah, sedangkan alkohol mengganggu pengaturan gula darah. Kombinasi keduanya dapat mempercepat kerusakan otak dan jantung.
f. Periksa Kesehatan Secara Rutin
Pemeriksaan rutin membantu mendeteksi perubahan kecil sebelum berkembang menjadi komplikasi serius. Jangan tunggu gejala muncul untuk memulai tindakan.
7. Peran Edukasi dan Dukungan Keluarga
Selain pengobatan medis, dukungan keluarga berperan penting dalam mencegah stroke pada penderita diabetes.
Dorongan untuk menjaga pola makan sehat, disiplin minum obat, dan mengelola stres dapat meningkatkan kepatuhan terhadap perawatan.
Keluarga juga perlu mengenali tanda-tanda awal stroke agar dapat bertindak cepat ketika keadaan darurat terjadi.
Komentar
Posting Komentar